Kemauan Belajar Juga Perlu Ditumbuhkan
RAFA BUNGAH
Bocil kecil imut, melihatnya
saja sudah mampu membuat tawaku pecah. Ini bukan deskriminasi tetapi memang
realitanya seperti itu. He is so cute, tentang caranya berbicara,
caranya berjalanan dan kepolosannya sangat sesuai dengan umurnya yang masih
labil.
Aku mendapat kesempatan
untuk menjadi teman belajar 20 anak dari salah satu pesantren di jawa yang memang
secara latar belakang merupakan pesantren modern. Tidak hanya Rafa tetapi ada
beberapa anak juga yang sama lucunya tetapi dalam cerita ini aku ingin
menceritakan tentang Rafa dan semangatnya belajar.
Sejak pertama menjadi
teman belajar, Rafa bukanlah perhatian utamaku, selain karena dia duduk di
barisan paling belakang, suka tertidur juga bermain sendiri dengan teman yang
duduk disampingnya. Di Tengah-tengah waktu pembelajaran, ketika aku mencoba menguji
kepahaman mereka dengan memberikan pertanyaan satu persatu di situ aku melihat
jika Rafa sedikit kesusahan untuk memberikan jawaban atas pertanyaanku, karena
itulah kesesokan harinya dia menjadi pusat perhatianku. Aku mulai menempatkannya
di baris paling depan, tujuannya agar minimal dia bisa mendengarkanku lebih
jelas dari pada duduk di belakang, memberikan pertanyaan padanya dengan jokes
kecil kecilanku sehingga dia merasa nyaman dan tidak tertekan. Ku melihat
hari-hari selanjutnya Rafa tampak selalu menampilkan rasa curious nya
dalam belajar Bahasa Inggris. Dia mendengarkan, memiliki kemauan untuk menjadi volunteer
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan juga menjelaskan ulang
kepada teman-temaannya meskipun dengan banyaknya hal-hal yang masih perlu dibenarkan
tetapi itu adalah sebuah kemajuan dan aku sangat mensyukurinya. Rafa bahkan
sering bertanya padauk hal-hal yang remeh dengan gaya lucunya bahkan setelah
selesai kelas dia selalu meminta untuk diajari sendiri agar ia lebih paham, aku
tahu mungkin hal seperti itu “orang-orang” sebenarnya akan menilai “diluar jam
kerja” tetapi rasanya melihat dan mempunyai teman belajar seperti Rafa yang mau
belajar dan mencoba dengan lebih baik merupakan suatu kebahagian tersendiri,
sungguh so proud of myself.
Hal demikian terjadi
berkali kali di hari-hari berikutnya, sampai pada penghujung program kami, Rafa,
bocah kecil imut yang kurasa akan selalu aku ingat itu menuliskan sebuah pesan
untukku yang membuatku ingin meneteskan airmata.
“Terimakasih miss,
sudah mau mengajari Rafa dari tidak bisa sampai Rafa bisa” sangat singkat tapi
mempunyai makna yang sangat mendalam untukku, aku bisa membayangkan jika hal
itu disampaikan langsung oleh Rafa tanpa selembar kertas pasti akan sangat menggemaskan.
Tidak hanya itu dia juga menuliskan pantun yang sangat lucu sekali. Lovee you
Rafa, see when I see youuuu again.
Komentar
Posting Komentar